Senin, 23 Desember 2013

RANTAI MAKANAN DAN JARING-JARING MAKANAN

Standar Kompetensi: Memahami komponen ekosistem serta peranan manusia dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan AMDAL
Kompetensi Dasar: mengidentifikasi komponen ekosistem
Apakah kalian pernah makan sate kambing? Tanpa kalian sadari kalian telah mendapatkan dua energi yaitu dari rumput yang dimakan kambing dan dari kambing itu sendiri. Di lingkungan kita ternyata terjadi perpindahan energi atau aliran energi. Yaitu melalui proses makan dan dimakan antar makhluk hidup/rantai makanan serta jaring-jaring makanan.
A.    Rantai Makanan
Untuk kelangsungan hidupnya, makhluk hidup memerlukan makanan. Dalam suatu ekosistem terdapat hubungan makan dan dimakan sehingga terbentuklah rantai makanan. Rantai makanan adalah proses makan dan dimakan yang diikuti perpindahan energi dari organisme yang satu ke organisme yang lain pada tingkat trofik tertentu. Berikut contoh rantai makanan pada ekosistem kebun.

  1.      Tingkat trofik

Tingkatan dalam rantai makanan disebut tingkat trofik. Organisme dalam kelompok ekologis yang terlibat dalam rantai makanan digolongkan dalam tingkat-tingkat trofik. Dalam suatu rantai makanan terdapat beberapa macam tingkat trofik yaitu sebagai berikut:
a.   Tingkat trofik I disebut produsen
Merupakan kelompok organisme autotrof yang disebut produsen. Produsen pada ekosistem darat adalah tumbuhan hijau, sedangakan pada ekosistem perairan seperti danau dan laut adalah bakteri berklorofil dan alga hijau-biru. Dimana kedua kelompok tersebut membentuk fitoplankton. Selain fitoplankton, produsen pada ekosistem perairan adalah tumbuhan air dan alga.
b.   Tingkat trofik II disebut konsumen primer
Tingkat trofik II diduduki oleh berbagai organisme yang tidak dapat membuat bahan organik (makanan) sendiri. organisme tersebut adalah golongan organisme heterotrof.
Konsumen primer merupakan organisme pemakan produsen atau disebut juga herbivora. Contoh herbivora adalah burung pemakan biji-bijian dan buah-buahan, serangga, siput, serta berbagai jenis Mammalia, seperti kambing, sapi, kerbau, dan lainnya.
c.   Tingkat trofik III disebut konsumen sekunder
Ditempati oleh organisme pemakan konsumen primer (herbivora) yang disebut konsumen sekunder. Konsumen sekunder disebut juga karnivora karena makannya berupa hewan. Contoh konsumen sekunder adalah ayam, burung, katak, laba-laba, ular, kerang, cumi-cumi, dan teripang.
d.   Tingkat trofik IV disebut konsumen tersier
Ditempati oleh organisme pemakan konsumen sekunder. Konsumen tersier disebut juga karnivora besar. Contohnya adalah burung elang, singa, harimau, burung hantu, ikan hiu, ikan paus dan gurita.
2     Macam rantai makanan

Menurut para ahli biologi, ada tiga macam rantai makanan:
a.   Rantai makanan parasit, apabila tingkat trofik pembentuk rantai makanan dimulai dari organisme yang besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Misalnya bakteri, cacing parasit dan benalu.
b.   Rantai saprofit, apabila tingkat trofik pembentuk rantai makanan dimulai dari organisme-organisme pengurai. Misalnya bakteri, jamur.
c.   Rantai pemangsa, apabila tingkat trofik pembentuk rantai makanan dimulai dari hewan herbivora sebagai konsumen pertama, dilanjutkan dengan hewan karnivora pemangsa herbivora sebagai konsumen kedua, dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora maupun herbivora sebagai konsumen ketiga.
B.     Jaring-jaring Makanan
Dalam suatu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan saja tetapi sekian banyak rantai makanan. Jadi jaring-jaring makanan adalah kumpulan dari beberapa rantai makanan yang kompleks. Perhatikan gambar jaring-jaring makanan berikut ini!


Semakin kompleks jaring-jaring makanan, menunjukkan semakin kompleksnya aliran energi dan aliran makanan. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya kestabilan komunitas dan kestabilan ekosistem. Artinya jika salah satu populasi spesies hilang, jaring-jaring makanan masih tetap berjalan.
C.     Piramida Ekologi
Struktur trofik dalam ekosistem dapat digambarkan dalam bentuk piramida ekologi (piramida makanan).
Ada tiga macam piramida ekologi, yaitu;
1.   Piramida jumlah
Piramida jumlah untuk menggambarkan hubungan kepadatan dan populasi suatu jenis diantara tingkat trofik. Oleh karenanya piramida jumlah memberikan gambaran jumlah individu pada setiap tingkat trofik.
2.   Piramida biomassa
Piramida biomassa adalah piramida yang menggambarkan berat atau massa kering seluruh organisme pada setiap tingkat trofik dalam kurun waktu tertentu dalam suatu ekosistem.
3.   Piramida energi
Piramida energi piramida yang memberi gambaran tentang perpindahan energi makanan yang melintasi semua taraf trofik.

           
                                   

Gambar  piramida makanan      
D.    Aliran Energi
Adanya rantai makanan dan jaring-jaring makanan di dalam suatu ekosistem menyebabkan terjadinya perpindahan (aliran) energi dari makhluk hidup yang satu ke makhluk hidup yang lain. Perpindahan energi dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup lain yang melibatkan komponen biotik dan komponen abiotik disebut aliran energi.
Dalam konsep aliran energi digambarkan adanya perjalanan energi dari matahari ke produsen, konsumen I, konsumen II, konsumen III, hingga ke konsumen puncak. Pengurai dapat berada di tingkat trofik I, II, III, IV dan V.
Sumber energi utama bagi kehidupan adalah cahaya matahari. Energi cahaya matahari masuk ke dalam komponen biotik melalui produsen. Oleh produsen, energi cahaya matahari diubah menjadi energi kimia. Selanjutnya energi kimia tersebut mengalir dari produsen ke konsumen dari berbagai tingkat trofik melalui jalur rantai makanan. Energi kimia yang diperoleh organisme digunakan untuk berbagai kegiatan hidupnya, seperti tumbuh, bergerak, berkembang biak dan sebagainya. Pertumbuhan dan perkembangan organisme menunjukkan energi kimia yang tersimpan dalam organisme tersebut. Setiap organisme melakukan pemasukan-pemasukan dan penyimpangan energi.

Gambar. Aliran energi

Pemasukan dan penyimpangan energi dalam suatu ekosistem disebut produktivitas ekosistem. Produktivitas ekosistem dibedakan menjadi dua yaitu:
1.     Produktivitas primer
Merupakan kecepatan mengubah energi cahaya matahari menjadi molekul organik oleh organisme autotrof. Hanya sebagian kecil energi cahaya matahari yang dapat diserap oleh organisme autotrof. Produkitivitas primer berbeda pada setiap ekosistem. Produktivitas primer terbesar terdapat pada ekosistem hutan bakau, hutan hujan tropis, dan ekosistem estuari.
2.     Produktivitas sekunder
Perupakan kecepatan organisme heterotrof dalam mengubah dan menyimpan energi yang didapatkan dari makanannya. Dari makanan tersebut, organisme heterotrof memperoleh energi kimia yang akan digunakan untuk kegiatan kehidupan dan disimpan.