Standar Kompetensi: Memahami komponen ekosistem serta peranan manusia
dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan AMDAL
Kompetensi Dasar: mengidentifikasi komponen
ekosistem
Apakah kalian pernah makan
sate kambing? Tanpa kalian sadari kalian telah mendapatkan dua energi yaitu
dari rumput yang dimakan kambing dan dari kambing itu sendiri. Di lingkungan
kita ternyata terjadi perpindahan energi atau aliran energi. Yaitu melalui
proses makan dan dimakan antar makhluk hidup/rantai makanan serta jaring-jaring
makanan.
A.
Rantai Makanan
Untuk kelangsungan hidupnya, makhluk hidup memerlukan makanan. Dalam suatu
ekosistem terdapat hubungan makan dan dimakan sehingga terbentuklah rantai
makanan. Rantai makanan adalah proses makan dan dimakan yang diikuti
perpindahan energi dari organisme yang satu ke organisme yang lain pada tingkat
trofik tertentu. Berikut contoh rantai makanan pada ekosistem kebun.
- Tingkat trofik
Tingkatan dalam rantai makanan disebut tingkat
trofik. Organisme dalam kelompok ekologis yang terlibat dalam rantai makanan
digolongkan dalam tingkat-tingkat trofik. Dalam suatu rantai makanan terdapat
beberapa macam tingkat trofik yaitu sebagai berikut:
a.
Tingkat
trofik I disebut produsen
Merupakan kelompok organisme autotrof yang disebut produsen. Produsen pada
ekosistem darat adalah tumbuhan hijau, sedangakan pada ekosistem perairan
seperti danau dan laut adalah bakteri berklorofil dan alga hijau-biru. Dimana
kedua kelompok tersebut membentuk fitoplankton. Selain fitoplankton, produsen
pada ekosistem perairan adalah tumbuhan air dan alga.
b.
Tingkat
trofik II disebut konsumen primer
Tingkat trofik II diduduki oleh berbagai organisme yang tidak dapat membuat
bahan organik (makanan) sendiri. organisme tersebut adalah golongan organisme
heterotrof.
Konsumen primer merupakan organisme pemakan produsen atau disebut juga
herbivora. Contoh herbivora adalah burung pemakan biji-bijian dan buah-buahan,
serangga, siput, serta berbagai jenis Mammalia,
seperti kambing, sapi, kerbau, dan lainnya.
c.
Tingkat
trofik III disebut konsumen sekunder
Ditempati oleh organisme pemakan konsumen primer (herbivora) yang disebut
konsumen sekunder. Konsumen sekunder disebut juga karnivora karena makannya
berupa hewan. Contoh konsumen sekunder adalah ayam, burung, katak, laba-laba,
ular, kerang, cumi-cumi, dan teripang.
d.
Tingkat
trofik IV disebut konsumen tersier
Ditempati oleh organisme pemakan konsumen sekunder. Konsumen tersier
disebut juga karnivora besar. Contohnya adalah burung elang, singa, harimau,
burung hantu, ikan hiu, ikan paus dan gurita.
2 Macam
rantai makanan
Menurut para ahli biologi, ada tiga macam rantai
makanan:
a.
Rantai
makanan parasit, apabila tingkat trofik pembentuk rantai makanan dimulai dari
organisme yang besar hingga organisme yang hidup sebagai parasit. Misalnya
bakteri, cacing parasit dan benalu.
b.
Rantai
saprofit, apabila tingkat trofik pembentuk rantai makanan dimulai dari
organisme-organisme pengurai. Misalnya bakteri, jamur.
c.
Rantai
pemangsa, apabila tingkat trofik pembentuk rantai makanan dimulai dari hewan
herbivora sebagai konsumen pertama, dilanjutkan dengan hewan karnivora pemangsa
herbivora sebagai konsumen kedua, dan berakhir pada hewan pemangsa karnivora
maupun herbivora sebagai konsumen ketiga.
B.
Jaring-jaring Makanan
Dalam suatu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan saja tetapi
sekian banyak rantai makanan. Jadi jaring-jaring makanan adalah kumpulan dari
beberapa rantai makanan yang kompleks. Perhatikan gambar jaring-jaring makanan
berikut ini!
Semakin kompleks jaring-jaring makanan, menunjukkan semakin kompleksnya
aliran energi dan aliran makanan. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya
kestabilan komunitas dan kestabilan ekosistem. Artinya jika salah satu populasi
spesies hilang, jaring-jaring makanan masih tetap berjalan.
C.
Piramida Ekologi
Struktur trofik dalam ekosistem dapat digambarkan dalam bentuk piramida
ekologi (piramida makanan).
Ada tiga macam piramida ekologi, yaitu;
1.
Piramida
jumlah
Piramida jumlah untuk menggambarkan hubungan kepadatan dan populasi suatu
jenis diantara tingkat trofik. Oleh karenanya piramida jumlah memberikan
gambaran jumlah individu pada setiap tingkat trofik.
2.
Piramida
biomassa
Piramida biomassa adalah piramida yang menggambarkan berat atau massa
kering seluruh organisme pada setiap tingkat trofik dalam kurun waktu tertentu
dalam suatu ekosistem.
3.
Piramida
energi
Piramida energi piramida yang memberi gambaran tentang perpindahan energi
makanan yang melintasi semua taraf trofik.
Gambar piramida
makanan
D.
Aliran Energi
Adanya rantai makanan dan jaring-jaring makanan di dalam suatu ekosistem
menyebabkan terjadinya perpindahan (aliran) energi dari makhluk hidup yang satu
ke makhluk hidup yang lain. Perpindahan energi dari satu makhluk hidup ke
makhluk hidup lain yang melibatkan komponen biotik dan komponen abiotik disebut
aliran energi.
Dalam konsep aliran energi digambarkan adanya perjalanan energi dari
matahari ke produsen, konsumen I, konsumen II, konsumen III, hingga ke konsumen
puncak. Pengurai dapat berada di tingkat trofik I, II, III, IV dan V.
Sumber energi utama bagi kehidupan adalah cahaya matahari. Energi cahaya
matahari masuk ke dalam komponen biotik melalui produsen. Oleh produsen, energi
cahaya matahari diubah menjadi energi kimia. Selanjutnya energi kimia tersebut
mengalir dari produsen ke konsumen dari berbagai tingkat trofik melalui jalur
rantai makanan. Energi kimia yang diperoleh organisme digunakan untuk berbagai
kegiatan hidupnya, seperti tumbuh, bergerak, berkembang biak dan sebagainya.
Pertumbuhan dan perkembangan organisme menunjukkan energi kimia yang tersimpan
dalam organisme tersebut. Setiap organisme melakukan pemasukan-pemasukan dan
penyimpangan energi.
Gambar. Aliran energi
Pemasukan dan penyimpangan energi dalam suatu ekosistem disebut
produktivitas ekosistem. Produktivitas ekosistem dibedakan menjadi dua yaitu:
1.
Produktivitas
primer
Merupakan kecepatan mengubah energi cahaya
matahari menjadi molekul organik oleh organisme autotrof. Hanya sebagian kecil
energi cahaya matahari yang dapat diserap oleh organisme autotrof.
Produkitivitas primer berbeda pada setiap ekosistem. Produktivitas primer
terbesar terdapat pada ekosistem hutan bakau, hutan hujan tropis, dan ekosistem
estuari.
2.
Produktivitas
sekunder
Perupakan kecepatan
organisme heterotrof dalam mengubah dan menyimpan energi yang didapatkan dari
makanannya. Dari makanan tersebut, organisme heterotrof memperoleh energi kimia
yang akan digunakan untuk kegiatan kehidupan dan disimpan.